Wednesday, August 26, 2015

Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. II): Mengejar Matahari di Angkor Wat, Kamboja

Perjalanan sebelumnya: 


Hari ke-9 (Bag II)
Siem Reap, Kamboja
(21 Januari 2015)


Angkor Wat, ikon negara Kamboja

#11 Angkor Night Market
Lokasi: Angkor Night Market Street, Stung Thmey Village, Sankat Svay Dangkum
Jam Operasional:
16.00 - 24.00

#12 Siem Reap Art Center Market
Lokasi: Watdamnak Village, Vihaer Chen/ Opposite Old Market (Psa Chas), 5 minutes walk from Pub Street
Jam Operasional:
?
#13 Pub Market
Lokasi: dekat Old Market (Psa Chas) 
Jam Operasional: 24 Jam
 
Gerbang masuk ke Kerajaan Kamboja
 
Welcome to Kingdom of Cambodia!

       Kalau berbicara soal apa yang saya tahu tentang Kamboja, saya cuma tahu Kamboja adalah salah satu negara ASEAN dan Angkor Wat-nya yang merupakan warisan dunia yang dilindungi UNESCO. Selain itu, tempat ini juga pernah menjadi tempat syuting Angelina Jolie di film Tomb Raider. Selebihnya saya tidak mempunyai gambaran tentang negara ini.


Kartu masuk dan keluar untuk turis
       Ini adalah pertama kalinya saya masuk ke negara lain tanpa menggunakan pesawat. Maksudnya, saya melakukan perjalanan darat untuk bisa masuk ke negara lain. Hal pertama yang harus kami lakukan adalah mengurus Visa on Arrival (VoA) di sebuah rumah kecil yang sempit. DIsana kami diharuskan mengisi data pribadi dan mengantri cukup lama bersama para turis lainnya. Para traveler tentu sudah paham bahwa sebagai bagian dari masyarakat ASEAN, kita tidak diwajibkan untuk membuat Visa dengan biaya sepeser pun alias gratis. Hanya tunjukkan paspor, mengecap kedua sidik jari, dan berfoto saja sudah cukup untuk dimasukan ke dalam sistem data informasi mereka. Setelah beres dengan urusan imigrasi, kami harus bergegas mencari transportasi darat selanjutnya untuk bisa pergi ke kota Siem Reap. Tanpa pikir panjang, kami memilih naik taksi karena menurut informasi yang saya baca di internet, bus lokal tidak bisa diprediksi datang dan perginya, ditambah lagi bus juga akan berhenti di beberapa terminal selama perjalanan, sangat membuang waktu dan tenaga meskipun harganya lebih murah (kecuali untuk kalian yang suka menikmati seluk beluk perjalanan). Taksi disini pun juga bukan seperti taksi yang sering kita temui di kota-kota besar, taksi disini hanyalah sebuah mobil biasa tanpa embel-embel apapun. Posisi kemudinya yang berada di sebelah kiri membuat kami tidak terbiasa sekaligus aneh ketika mobil taksi yang kami tumpangi melaju di sisi kanan jalan.


Siang hari di Siem Reap
       Sepanjang jalan kami hanya melihat hamparan rumput kuning dan tanah yang kering, pemandangan hijau pun sangat minim, rumah-rumah sederhana penduduk yang berjejer rapi, dan para penduduk setempat yang beraktifitas di luar rumah. Sekilas mirip dengan kehidupan di daerah pedalaman Kalimantan.

       Sopir taksi kami adalah orang yang supel dan humoris. Selama perjalanan ia menceritakan banyak hal dari tentang keluarganya, negaranya, bahkan menceritakan hal-hal unik tentang Rajanya yang tidak mungkin saya ceritakan disini (karena terlalu rahasia hehe..). Dua jam kemudian, mobil kami mulai memasuki kota Siem Reap, kota yang sederhana tanpa gedung-gedung tinggi. Di setiap sudutnya dapat mudah ditemukan hotel-hotel kelas melati hingga kelas mewah. Lalu, Pak Sopir mempertemukan kami dengan kerabat dekatnya yang bertugas sebagai pemandu, Mr. Tiger, seorang laki-laki dengan perawakan kecil yang nampak sebaya dengan kami. Dengan bahasa Inggris yang fasih sekali, ia menjelaskan sekilas mengenai kota ini dan Angkor Wat kepada kami.

TIPS #6
Hati-hati dengan sopir taksi yang menawarkan jasa angkutan ke Siem Reap dengan harga yang tidak masuk akal. Saya sangat menyarankan untuk mencari taksi dengan tarif serendah mungkin. Waktu itu saya dapat dengan harga $ 35 untuk 4 orang (mungkin ada yang lebih murah daripada ini). Jika jumlah kalian kurang dari 4 orang, sebaiknya carilah turis lain yang pergi sejalur dengan kalian yang mau diajak sharing ongkos taksi.
 
       Ketahuilah bahwa hotel-hotel yang ditampilkan di situs terpercaya seperti booking.com tidak sepenuhnya melayani tamu dengan sistem booking now pay later. Mereka mewajibkan para pelancong untuk membayar terlebih dahulu dengan kartu kredit, sedangkan kami tidak punya, mau tidak mau kami harus mencari hotel secara door-to-door. Untungnya Mr. Tiger punya banyak rekomendasi mengenai hotel-hotel yang cocok sesuai dengan selera kami (yang penting nyaman, ada wifi, dan murah, hehehe..). Akhirnya kami memutuskan untuk menginap di Tan Kang Angkor Hotel selama 2 hari 2 malam. Teman saya, Hiroki, saya akui ia paling jago kalau bernegosiasi soal tawar menawar. Ia berhasil membujuk resepsionis hotel untuk memberikan diskon menginap kepada kami. Dan hasilnya, kami mendapat diskon 10% (Horeeee!).


Tan Kang Angkor Hotel
#022, Old Market Area, Sivutha Blvd, Svay Dangkum, Siem Reap, Cambodia
Harga: $ 33 - $ 51 (Rp 466.000 - Rp 721.000)

Nilai: 8/10

Ulasan: 
(+) tempat tidur yang nyaman, TV, kulkas mini, kamar mandi dalam, dekat dengan pusat perbelanjaan dan restoran, wifi cepat, sarapan pagi, staff yang ramah dan bisa berbahasa Inggris.
(-) kebersihan kamar.

Suasana malam hari di Pub Street
      Hotel kami berada di tempat strategis yang dekat dengan pusat keramaian. Kami dapat pergi ke Angkor Night Market dan Siem Reap Art Center yang menjual pernak pernik, dan juga Pub Street yang identik dengan bar dan restoran. Kami coba menyempatkan diri untuk menelusuri tempat-tempat tersebut. Dengan bakat menawar yang amatiran, kami berhasil mendapatkan barang-barang yang unik dan murah. 

Uji nyali dengan makan ini
      Kalau bicara soal makanannya, kebanyakan yang dijual adalah sejenis western food, sedangkan untuk local food-nya, ada sebuah warung tenda yang menjual makanan 'ekstrim' yang pernah saya temukan. 'Ekstrim' yang saya maksud adalah makanan yang terbuat dari serangga. Makanan yang dijual ada kalajengking, jangkrik, dan laba-laba. Di salah satu situs jalan-jalan yang saya temui, para pelancong yang pernah ke negeri ini menyarankan untuk mencoba makanan ini. Kalian tertarik untuk mencoba? (kalau saya sih ogah).

 
TIPS #7
Di Siem Reap, para pedagangnya dapat menerima mata uang Dolar Amerika (USD) dan Riel Kamboja (KHR), terkadang ada juga yang menyediakan Baht Thailand (THB). Jangan heran jika kalian bertransaksi dengan Dolar, kalian bisa mendapatkan uang kembalian dalam bentuk Riel. Begitu juga sebaliknya.

Hari ke-10
Siem Reap, Kamboja
(22 Januari 2015)


#14 Angkor Wat Complex
Lokasi: Angkor
Jam Operasional: 05.00 - 18.00
Harga Tiket: Angkor Pass (1-Day visit $ 20, 3-Days visit per one week $ 40, 7-Days visit per one month $ 60)

Angkor Pass
       Tujuan kami ke Kamboja sebenarnya hanya satu, ingin pergi melihat Angkor Wat. Kapan waktu terbaik kesana? Saya sarankan sebelum matahari terbit sekitar jam 5.00 subuh. Mr. Tiger menawarkan kami untuk menyaksikan matahari terbit dan terbenam dari Angkor. Kelihatannya biasa saja, tapi justru momen ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara. Bayangkan saja betapa cantiknya menyaksikan matahari terbit dengan latar belakang Angkor Wat. 

       Kami bergegas menembus dinginnya udara pagi menuju Angkor Wat. Untuk dapat pergi kesana kami harus menyewa sebuah kendaraan, hal ini dikarenakan jarak dari kota ke Angkor Wat adalah sekitar 7 km. Karena Mr. Tiger tidak bisa menemani kami hari ini, temannya, Mr. Sarak akan mengantarkan kami berkeliling komplek Angkor Wat dengan tuktuknya. Dengan membayar $ 30, kami dapat mengelilingi Angkor Wat hingga sore hari. Sebelum memasuki Angkor Wat, kami diwajibkan untuk membeli tiket masuk terusan sebesar $ 20/ orang. Pembelian tiket dapat dilakukan dengan menggunakan Dolar, Riel, Baht, atau Euro. Melihat Komplek Angkor Wat yang sangat luas dan jarak candi dengan candi lainnya yang jauh, kalian tidak dapat mendatangi ke semua tempat selama satu hari penuh. Jadi pastikan membeli tiket sesuai dengan keperluan.


Menikmati sunrise dengan latar belakang Angkor Wat
       Mr. Sarak mengantarkan kami hingga ke gerbang utama menuju Angkor Wat. Angkor Wat adalah candi yang paling terdepan dan paling terkenal. Jalan masuknya saja kami harus menyeberangi sebuah jembatan batu di atas sebuah danau buatan yang disebut Baray. Menurut legenda kuno setempat, Baray digambarkan sebagai pemisah dua dunia, dunia manusia dan dunia Dewa. Di dalam Candi Angkor Wat kami melihat banyak sekali turis-turis lainnya yang sudah menempatkan diri mereka di spot-spot terbaik untuk mengabadikan momen ini. Dari langit yang gelap berhiaskan gugusan bintang, berubah menjadi terang disusul munculnya sang fajar dari belakang Angkor Wat.  

Peta komplek Angkor Wat.
Sumber: Google




  
     Ketika hari sudah cukup terang, kami mulai memasuki Angkor Wat. Tidak banyak informasi yang kami dapat selama disini karena kami tidak menyewa pemandu wisata setempat. Saking banyaknya tempat bersejarah yang dikunjungi, kami tidak menghafal nama-nama tempatnya. Kami hanya sibuk mengambil foto, dan berikut beberapa foto di Angkor Wat yang sempat saya dapatkan.

Jalan masuk utama ke Angkor Wat
Relief wanita Apsara di dinding candi Angkor Wat
Pintu masuk selatan menuju Angkor Thom
Bayon Temple di Angkor Thom
Relief wajah di Bayon Temple
Phimeanakas Temple (1)
Phimeanakas Temple (2)
Thommanon Temple (1)
Thommanon Temple (2)
Ta Phrom Temple
Matahari terbenam dari Phrom Bakheng

       Sorenya kami sempat menikmati sunset di Phnom Bakheng. Candi yang berada di atas bukit ini sudah menjadi spot terkenal untuk menyaksikan matahari terbenam. Akses jalan menuju puncaknya adalah melewati jalan setapak sejauh 500 m. Kendaraan apapun tidak diperbolehkan melintasinya, kecuali anda menyewa seekor gajah untuk mengantarkan sampai ke atas. Jadi, nikmati saja pendakian ini dengan berjalan kaki. 




TIPS #8
Waktu yang tepat untuk mengunjungi Phnom Bakhaeng adalah sore hari sebelum jam 5 sore. Selain perjalanannya yang sedikit jauh, candi ini membatasi kunjungan masuk sebanyak 250 orang dikarenakan puncaknya yang tidak terlalu luas. Siapkan kamera terbaik kalian untuk mengabadikan tenggelamnya sang matahari.

Pertunjukan Tari Apsara
       
#15 Temple Bar (Apsara Dance Show) 
Lokasi:
Street 8, Pub Street
Jam Operasional:
?
       Meskipun kelelahan setelah seharian bermain di Angkor Wat, kami tetap menyempatkan diri untuk menikmati kehidupan malam di kota. Kami menonton sebuah pertunjukan tarian tradisional khas Kamboja, Tari Apsara, di salah satu restoran di Pub Street, Temple Bar namanya. Pertunjukan ini dimulai pada jam 19.30 dan berlangsung selama satu jam. Meskipun pertunjukan ini gratis, kalian tetap diwajibkan untuk memesan makan malam di tempat. Setelah pertunjukan selesai, kami diperbolehkan foto bersama dengan para penari sebagai kenang-kenangan. 
Hari ke-11
Siem Reap, Kamboja
(23 Januari 2015)

Sarapan terakhir kami di Kamboja
Salah satu tempat yang kami kunjungi selama city tour
       Hari ini adalah hari terakhir kami di Kamboja. Kami mengawali pagi hari dengan mencicipi masakan halal khas timur tengah di restoran Maharajah. Sama seperti di Thailand, Disini kami juga cukup susah untuk mencari makanan halal. Paket makanan yang kami pilih adalah paket yang harganya paling murah, hanya $ 4. Untuk rasanya, saya lebih setuju mengatakan makanan Indonesia jauh lebih enak.

       Setelah kenyang, kami pergi mencari travel yang menjual tiket bus untuk tujuan Vietnam. Dari banyak pilihan, kami memilih salah satu travel dengan harga termurah, yaitu Virak Buntham Express Tour & Travel. Biayanya $ 17 untuk rute Siem Reap - Phnom Penh - Ho Chi Minh City. Hanya saja bus ini berangkat sehari dua kali pada jam 19.00 dan 24.00. Sambil menunggu bus tersebut, kami berinisiatif untuk pergi city tour dengan menyewa sebuah tuk-tuk. Tak banyak tempat yang kami kunjungi, sebagian besarnya adalah kuil-kuil yang dipakai tempat ibadah warga lokal. 

Sungai Mekong di Phnom Penh
       Malamnya kami bergegas menaiki bus yang sudah siap menunggu di depan hotel. Jenis bus yang kami tumpangi adalah sleeper bus. Bus ini membuat kami bisa tidur dengan nyaman selama perjalanan (di Indonesia ada gak ya kayak gini?). Perjalanan menuju Phnom Penh memakan waktu 6 jam.
       Keesokan paginya kami tiba di Phnom Penh. Disini kami diharuskan untuk transit selama 2 jam untuk menunggu bus selanjutnya. Singkat sekali waktu kami menikmati ibukota Kamboja ini. Tidak lama setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju kota selanjutnya, yaitu Ho Chi Minh City. 

No comments: